Rabu, 25 Januari 2017

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI MOTIVASI KERJA


Volume 1 nomor 1 tahun 2017
Nama : Musliati
Nim   : 01133135
 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA  MELALUI MOTIVASI
KERJA
ABSTRAK
Penulis ini bertujuan untuk mengetahui tujuan dan faktor- faktor motivasi kerja Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Harapan Karyawan Terhadap Pemberian Motivasi Kerja Berkaitan dengan bahasaan tentang harapan karyawan terhadap pemberian motivasi kerja tersebut, berikut dikemukakan pendapat ahli dibidang manajemen.saydam (2000:390-391) mengemukakan sebagai berikut” pemberian motivasi dilakukan oleh pimpinan, sedang bawahan selama ini hanya sebagai obyek pemberian motivasi saja.sebenarnya pemberian motivasi tersebut dilakukan pendekatan-pendakatan terhadap bentuk harapan apa saja yang diinginkan oleh bawahan tersebut.   
Kata kunci : pengembangan sumberdaya manusia melalui motivasi kinerja

PENDAHULUAN
Dalam menghadapi kehidupan serba moderen dengan teknologi yang canggih dekade kini, peranan sumber daya manusia (SDM) yaitu kareawan pegawai ( baik yang bekerja disektor public maupun swasta) sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unit organisasi sangat dubutuhkan untuk menghasilkan produk yang yang berkualitas, baik berupa materi ataupun produk berupa jasa. Produktivitas pegawai tersebut, saat ini menjadi pusat perhatian dalam upaya untuk meningkatkan kinerja yang memengaruhi efesiensi dan efektivitas  organisasi. Analisis yang lebih mengkonsentrasikan pada kinerja, akan lebih memberikan penekanan pada faktor utama antara lain adalah motivasi kerja pegawai.
Sebagai seorang individu, pegawai juga mempunyai sesuatu yang utama mengenai perilaku, sikap, tabiat dan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan berkembang yang dibentuk oleh kondisi lingkungan dan pengalaman-pengalaman di tempat kerjanya. Tujuan organisasi akan sulit dicapai, bila para pegawai tidak mau menggali potensi yang ada dalam diorinya untuk bekerja semaksimal mungkin. Dengan kata lain, pemberian motivasi oleh organisasi adalah  agar pegawai tetap berkerja dengan baik  dan selalu memberikan prestasi yang baik bagi organisasi.
Tinjauan Literatur
Berkaitan dengan bahasan  tentang pengertian motivasi kerja SDM pegawai tersebut, berikut ini diuraikan beberapa teori, konsep, maupun definisi/ batasan tentang motivasi kerja dari parah ahli dalam disiplin ilmu tersebut. Hersey, et al. (1996:16) menyatakan bahwa  the motivation of people depends on the strength of their motives. Motives are sometingmes defene as needs,wants,or impulses whitin the individual
Tujuan  Dan Fator-Faktor Motivasi Kerja
a.      Tujuan motivasi kerja
Berkaitan dengan bahasa  gtentang tujuan  motivasi  kerja ini, berikut ini dikemukakan pendapat  seorang ahli di bidang manajemen. Saydam (2000:328) mengemukakan  sebagai  berikut. Pada hakikatnya tujuan pemberian motivasi kerja kepada para karyawan adalah untuk:
1.    Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan;
2.    Meningkatkan gairah dan semangat kerja;
3.    Meningkatkan disiplin kerja;
4.    Meningkatkan prestasi kerja
5.    Meningkatkan rasa tanggung jawab;
6.    Meningkatkan rasa tanggung jawab
7.    Meningkatkan produktivitas dan efesiensi; dan
8.    Menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan.”
b.      Faktor-Faktor Motivasi Kerjsa
Berkaitan dengan bahasan tentang faktor-faktor motivasi kerja ini, berikut dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli dibidang manajemen sumberdaya manusia. Saydam (2000:370) mengemukakan sebagai  berikut:” motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas:
1)      Faktor internal yang dapat pada diri karyawan itu sendiri;
2)      Faktor sistem yang berasal dari luar diri karyawan.”
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditemukan bahwa faktor intern yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri misalnya dapat terlihat  pada sering resahnya atau bergejolaknya pegawai. Akhir-akhir ini banyak terjadi pergolokan pegawai di berbagai instansi. Munculnya kasus unjuk rasa, pemogokan, dan lain0lain. Semua ini telah menunjukkan terjadinya ketidak seimbangan dan ketidak kharmonisan hubungan kerja antara organisasi dengan pegawainya.
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut belum ( dalam As’ad,2001) adalah:
1)             Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.
2)             Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pendangan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.
3)             Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan,ketentraman  kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu, juga penghargaan gterhadap kecakapan, hubungan sosial didalam pekerjaan, kerepatan dalam menyelesaikan konflik antarma manusia, perasaan diperlukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas.
Menurut  Glimer (1996), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:
1.    Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
2.    Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan. Keadaan yang aman sangat memengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
3.    Gaji. Gaji lebih banyak menganyababkan ketidak puasan, dan jarang orang mengespresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4.    Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manejemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja karyawan.
5.    Pengawansan.  Sekaligus atasannya. Supervise yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.
6.    Fakror instrinsik dari pekerjaan. Atrubut yang ada dalam pekerjaan mensyarakatkan  keteranpilan tertent. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
7.    Kondisi kerja. Termasuk disini kondisi tempat, ventilasi, penyiaram, kantin, dan tempat parker.
8.    Aspek sosial dalam pekerjaa. Merupakan salah satu sikap yang sulit untuk digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.
9.    Komonikasi. Komonikasi yang lancasr antara karyawan dengan  pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
[1] perkembangan MSDM didorong oleh kemajuan peredaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan. MSDM adalah sudah ada sejak adanya kerja sama dan pembagian kerja diantara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan tertentu.MSDM ini pada mulanya terpadu dalam manajemen atau belum menjadi ilmu yang berdiri sendiri
Berkaitan dengan bahasan  tentang pengertian motivasi kerja SDM pegawai tersebut, berikut ini diuraikan beberapa teori, konsep, maupun definisi/ bsatasan tentang motivasi kerja dari parah ahli dalam disiplin ilmu tersebut. Hersey, et al. (1996:16) menyatakan bahwa  the motivation of people depends on the strength of their motives. Motives are sometingmes defene as needs,wants,or impulses whitin the individual”.  
Denmgan demikian, membahas motivasi tidak terlepas dari faktor pendorong (motif) mengapa manusia mau perperilaku, berbuat, dan tidak. Faktor pendorong  ini sering kali diidentikan dengan kebutuhan atau keinginan. Kebutuhan atau keinginan yang didasarkan  oleh setiap pegawai pada dasarrnya berbeda-beda. Selain itu, kebutuhan atau keinginan yang disarkan pegawai sangat kompleks sifatnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui kebutuhan apa yang diinginkan pegawai, maka pimpinan perlu melakukan surfai terhadap setiapa bawahannya.[2]
.[3]Harapan Karyawan Terhadap Pemberian Motivasi Kerja Berkaitan dengan bahasaan tentang harapan karyawan terhadap pemberian motivasi kerja tersebut, berikut dikemukakan pendapat ahli dibidang manajemen.saydam (2000:390-391) mengemukakan sebagai berikut” pemberian motivasi dilakukan oleh pimpinan, sedang bawahan selama ini hanya sebagai obyek pemberian motivasi saja.sebenarnya pemberian motivasi tersebut dilakukan pendekatan-pendakatan terhadap bentuk harapan apa saja yang diinginkan oleh bawahan tersebut.
Teknik Pemberian Motivasi Kerja
Berkaitan dengan bahasa tentang teknik pemberian motivasi kerja tersebut, berikut dikemukakan pendapat ahli dibidang manajemen. Saydam (2000:396) mengemukakan sebagai berikut :” teknik pemberian  motivasi kerja adalah cara-cara  atau kiat-kiat yang dianggap paling tepat untuk memberikan motivasi kerja, sehingga pegawai yang bersangkutan mau bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi”.[4]
Bagai mana manejer dan para ahli sumberdaya manusia mempertahankan tenaga kerja yang telah direkrut dan dikembangkan.upaya mempertahankan. Upaya mempertahankan tenaga kerja yang ada terdiri atas konpensasi, sistem upah dan gaji, keuntungan, dan pemberhentian sesekali.
Konpensasi                                                                                                                     
Istilah konpensasi (compensation) adalah : 1. Semua pembayaran yang berupa uang. Dan 2. Semua barang atau komoditas yang digunsakan sebagai pengganti uang untuk member penghargaan pada pegawai. Steruktur kompensasi sebuah organisasi terdiri atas upah dan/ atau gaji dan keuntungan-keuntungan seperti asuransi kesehatan, liburan yang didanai, atau kebugaran bagi pegawai. Membangun suatu sistem kompensasi yang efektif adalah bagian penting dari manajemen sumberdaya manusia karena sistem ini dapat membantu menarik dan mempertahankan pekerja-pekerja berbakat. Selain itu, sistem kompensasi suatu perusahaan dapat memberikan dampak terhadap kinerja strategis. Manejer sumberdaya manusia merancang sistem pemberian pembayaran dan keuntungan untuk disesuaikan dengan strategi perusahaan dan untuk memberikan keadilan konpensasi.[5]
c.    Pentingnya Strategi Pada Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja merupakan sebuah proses steruktur formal yang digunakan untuk menilai, mengefaluasi, dan mempengaruhi sifat pekerja yang berdasarkan pada job relateb perilaku, dan hasil kinerja. Manajemen kinerja membantu menerahkan dan memotifasi pekerja untuk memaksimalkan usaha mereka atas nama perusahaan.
Perusahan dan kinerja manajemen yang efektif akan memberikan dan tujuan yang penilaian yang jelas, melaksanakan penilaian kinerja, serta memberikan timbale balik. Sebagai tambahan, peraktik SDM yang merupakan pusat dalam manajemen kinerja yang efektif juga termsuk menghubungkan hasil kinerja dengan penghargaan dan konsekuensi serta memberikan klesempatan dan berkarir dan berkembang bagi pekerja.
Manajemen kinerja melayani banyak tujuan perusahaan. Haal tersebut dapat menambah motifasi dan produktifitas, mendukung pencapaian tujuan strategi perusahaan, serta menfasilitasi pertencanaan dan perubahan strategis. Sebaliknya, manajemen yang tidak evektif dapat menyebabkan beberapa konsekuensi yang negatif.[6]
Evalusi kinerja merupakan salah satu alat dari manajemen kinerja untuk mengukur hasil dari manajemen kinerja. Manajemen kenerja adalah proses manajer dan pegawai menentukan tujuan kinerja pegawai, dan bagai mana pegawai mencapainya secara efektif dan efesien dibawa supervisi manajer.[7]
Keuntungan
Manejer sumberdaya manusia yang baik akan mengetahui bahwa suatu paket konpensasi haruslah lebih dari pemberian uang  semata. Meskipun upah / gaji adalah bagian yang penting, uang bukanlah bagian. Hal yang sama pentingnya adalah keuntungan yang ditawarkan oleh organisasi. Keuntungan mengahabiskan 40 persen biaya pekerja diamerika serikat.
Berapa keuntungan diharuskan oleh undang-undang, seperti jaminan sosial, kompensasi pengangguran, dan kompensasi pekerja. Jenis keuntungan lainnya, seperti asuransi kesehatan, liburan, dan, hal-hal seperti penitipan anak di tempat kerja atau pusat kebugaran tidaknya diharuskan oleh undang-undang, tetapi disediakan oleh organisasi untuk mempertahankan pegawai-pegaweai efektif. Satu alasan mengapa keuntungan makan porsi yang berasal dari paket konpensasi adalah bahwa biaya kesehatan akan selalu naik. Di banyak perusahaan.para pegawai mengakses paket keuntungan mereka melalui internet, dengan menciptakan administrasi keuntungan “awalayan”. Akses ini juga memungkinkan  para pegawai dengan mudah mengubah pilihan keuntungan yang mereka ingin dapatkan.[8]
Manajemen sumberdaya manusia dapat menjadi dasar untuk mendapatkan keuntungan yang kompertitif, dengan tiga alasan sebagai berikut:
1.    Perhutungan biaya tenaga kerja termasuk sebagai salah satu komponen dalam biaya  total ritel. Oleh karena itu, mengelolah karyawan yang efiktif dapat menghasilkan keuntungan dalam penghematan biaya total ritel.
2.    Pengalamn yang dimiliki kebanyakan pelanggan terhadap ritel bisa ditentukan dari aktivitas karyawean yang menyeleksi barang dagangan, menyediakan informasi, dan keralmpilan dalam memanjang stok barang dagang dirak pajang. Oleh karena itu, karyawan menjadi funsi utama dalam membedakan apa yang ditawarkan ritel terhadap apa yang ditawarkan oleh ritel pesaing.
3.    Pengelolaan sumberdaya manusia yang baik akan mewujudkan kinerja operasional karyawan ritel yang baik pula dan dapat mewujudkan kinerja keuntungan potensial bagi ritel. Keuntungan potensial tersebut sulit atau bahkan tidak dapat ditiru oleh pesaing.contoh, setiap eksekutif depar temen ritel memahami tentang pentingnya penyediaan layanan bagi pelanggan yang dilakukan oleh karyawan dalam menyambut pelanggan secara autstanding (karyawan yang berdiri diluar ritel),namun tiap ekskutif tidak mungkin secara terus-menerus melakukan pengawasan agar standar pelayanan ini konsisten pekerja ritel dan sangat berorientasi pada budaya perusahaan tersebut.
Hasil dari sasaran  strategis pengelolaan manajemen  sumber daya manusia adalah untuk menyamakan antara prilaku dan kemampuan karyawan, dengan tujuan jangka panjang dan jangka pendek ritel. Dalam suatu pengelolaan sumberdayamanusia diukur produktifitas karyawan yaitu dengan membagi penjualan dan keuntungan ritel dengan banyakanya karyawan. Produktifitas karyawan bisa ditingkatkan dengan menaikkan jumlah penjualan yang dihasilkan oleh karyawan, mengurangi karyawan, atau dapat juga dilakuykan kedua-duanya. Sedangkan untuk menambah karyawan perlu melakukan survai yang mengukur sikap tentang perilaku sebagai tingkat perputaran karyawan.
Suatu kegagaln untuk mempertimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dapat mengakibatkan kesalahan dalam menangani sumberdaya manusia yang kemudian dapat berakibat pada turungnya kinerja perusaan. Dalam sebuah usaha ritel SDM itu penting, jangan sampai dilewatkan dalam deparatemen SDM secara keseluruhan, ada tiga unsure ptensi SDM dalam ritel yang saling berhubungan, yaitu pengelolah SDM, manajer ritel, dan karyawan.
Mengatur sumberdaya manusia dalam penjualan ritel sangat menantang mengingat beberpa hal berikut ini:
1.    Adanya kebutuhan tenaga kerja para waktu
Hal ini disebakan terdapat banyak titel yang membuka grai selama 24 jam sehari yang biasanya dilakukan pada akhir pekan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.    Penekanan terhadap control biaya
Ritel harus beroperasi dengan batas biaya yang terkontrol. Maka dari itu pengelola sangat berhati-hati merinci pembayaran gaji untuk tiap jam kerja karyawan dan begitu juga siapa yang skil pekerjaanya rendah.
3.    Perubahan demografis pekerja
Ritel yang beroperasi dalam pasar internasional akan menghadapi tantangan yang lebih berat.[9]
d.   Keberadaan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
Manajemen sumberdaya manusia adalah pelaksana dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan sumberdaya manusia mulai dari pengadaan, pelatihan dan pengembangan, sampai pemisahan tenaga kerja. Kegiatan- kegiatan ini sangat penting karena sebagai penentu dalam pencapaian tujuan-tujuan strategis. Fungsi-fungsi manajemen sumberdaya manusia dilaksanakan sesuai dengan arahan dan visi organisasi untuk kepentingan para anggota organisasi dan masyarakat lainnya. Untuk melihat aktivitas manajemen sumberdaya manusia dalam organisasi dapat dilihat pada gambar 1.8


Manajemen
Fungsi Manajemen
Perencanaan, pengorganisasianpenyusunan sumberdaya manusia, penggerakan dan pengawasan
 
Kegiatan Manajemen

visi                                                                                                                               


 



Strategik
                        


Pelaksanaan Pekerjaan
Tidak pelaksana pekerjaan
Pengetahuan, pekerjaan, kemampuan, dan persyaratan-persyaratan pekerjaan lain
 
 
Operasional


Aktivitas manajemen sumberdaya manusia mencakup suatu strategi yang ditetapkan dan dijalankan oleh pengambil keputusan untuk dapat memberikan hasil kerja yang efektif. Pada tingkata strategik, pengelola sumberdaya manusia harus dapat merancang kegiatan-kegiatan sumberdaya manusia untuk kepentingan keberlanjutan kegiatan organisasi di masa yang akan datang. Para ahli manajemen sumberdaya manusia akan menyusun pedoman dan sistem yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia. Ketentuan dan persyaratan pekerjaan merupakan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan yang memenuhi persyaratan akan melaksanakan pekerjaan sesuai  dengan harapan pemberi kerja.[10]
Bagai mana sebuah perusahan mengelola pekerjas-pekerjaannya mungkin adalah satu-satunya faktor terpenting dalam persaingan. Depar temen sumberdaya manusia di perusahan-perusahan saat ini tidak saja menyongkong tujuan-tujuan sterategis tetapi juga secara aktif berusaha mengejar rencana rutin dan terpadu dalam memajuhkan kinerja organisasi. Penelitian telah menemukan bahwa manajemen sumberdaya manusia  yang efektif memberikan dampak positif terhadap kinerja strategis, termasuk produktivitas pegawai yang lebih tinggi dan pendapatan keungan yang lebih kuat. Pendakatan strategis terhadap manajemen sumberdaya manusia terdiri atas tiga unsure penting.pertama, semua manajer dilibatkan dalam manajemen  sumberdaya manusia.
kedua, para pegawai dipadang sebagai aset.para pegawai,bukan bangunan maupun mesin, dapat memberika dcaya saing pada perusahaan. Ketiga, manajemen sumberdaya manusia adalah proses penyusuaian, yang memaduka strategi dan tujuan organisasi dengan pendekatan yang tepat dalam mengelola modal manusia. Dalam perusahan-perusahaan yang melakukan pendekatan sdtrategis, manejer-manejer sumberdaya ma nusia adalah pemain kunci dalam tim eksekutif dan memerankan peran sangat penting dalam menggerakkan kinerja. Misalnya pada perusahaan retail target, misi  formal  dari departemen sumberdaya manusianya adalah untuk” menggerakkan kinerja perusahaan dengan membangun tim cepat, menyenangkan, dan ramah, agar menjadi  luar biasa.” Untuk memenuhi misi ini, manejer-manejer sumberdaya manusia terlibat secara langsung dalam membangun sebuah budaya yang membuat target menjadi berbeda dari perusahaan roitel lainnya, dengan mencari orang-orang yang sesuai dengan budaya tersebut, dan kemudian menciptakan program pelatihan, kompensasi, dan mekanisme lainnya untuk mengembangkan dan mempertahankan pegawai-pegawai yang berkualitas.[11]
Perusahan-perusahaan yang mencari keunggulan bersaing melalui para karyawan. Secara tradisional, sistem penilaian kinerja formal dipandang sebagai sarana utama untuk mengelola kinerja formal dipandang sebagai sarana utama untuk mengelola kinerja kreawan. Penilaian kinerja merupakan suatu tugas adaministrasi yang dilakukan oleh para manejer, dan merupakan tanggung jawab utama dari departemen sumberdaya manusia (SDM). Para manejer juaga memandang penilaian kinerja sebagai ritual tahunan. Mareka cepat mengisi formulir dan menggunakannya untuk menggolongkan seluruh informasi negative yang mereka telah kumpulkan tentang seorang karyawan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Karena mereka mungkin tidak menyukai pertentangan dan merasakan bahwa meraka tidak mengetahui cara memberikan evaluasi-evaluasi yang evektif, beberapa manejer menghabiskan waktu sedikit mungkin untuk memberikan umpan balik kepada para karyawan. Tidak mengherankan, sebagian besar  manejer dan karyawan tidak menyukai penilaian kinerja! Alasan-alasan utama dari ketidaksukaan tersebut adalah kurangnya tinjauan ulang yang berkelanjutan, kurangnya keterlibatan karyawan, dan kurangnya pengakuan atas kinerja yang baik[12].
PENUTUP
Penulis menyimpulkan unsur-unsur dari pengembangan sumberdaya manusia terdiri dari Tujuan motivasi kerja, Faktor-Faktor Motivasi Kerjsa, Pentingnya Strategi Pada Manajemen Kinerja, Keberadaan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi.
Aktivitas manajemen sumberdaya manusia mencakup suatu strategi yang ditetapkan dan dijalankan oleh pengambil keputusan untuk dapat memberikan hasil kerja yang efektif. Pada tingkata strategik, pengelola sumberdaya manusia harus dapat merancang kegiatan-kegiatan sumberdaya manusia untuk kepentingan keberlanjutan kegiatan organisasi di masa yang akan datang.




DAFTAR PUSTAKA         
Sutrisno Edi, Manajem Sumberdaya Manusia. Id Pertama,Cet,Ke7, Tambaraya No.23 Rawan Agun : Jakarta 13220.
Kadarisman, Manjemen Pengembangan Sumberdaya Manusia Cet.I; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Hasibuan, Melayu, Manajemen Sumberdaya Manusia  Cet. 5; Jakarta  13220: PT  Bumi  Aksara Jl. Sawo Raya  No.18
Jackson Dkk, Pengelolaan Sumberdaya Manusia. Ed 10 –Buku 2, Jakarta : Salemba Empat,2011.
Wirawan, Manajemen Suberdaya Manusia Indonesia. Ed- 1, Cet -1, Jakarta:  Rajawali Pers,2015.
Christina Dkk, Manajemen Ritel. Ed 2, Jakarta : Salembang Empat,2012.
Bangon, Wilson, Manajemen Sumber Daya Manusia,Id.1.PT Gelora Aksara Pratama.
Draf, Richarrd L, Manajemen. Ed,9 Jakarta: Salembang Empat,2012.
A.anoe, Raymond dkk; Manajemen sumber daya manusia.ed.6 Jakarta: salebang  empat,2013.
Richalrd, Era Baru Manajemen Ed.9;  Jakarta: Jangkarsa , 2010.


[1] Edi Sutrisno, Manajem Sumberdaya Manusia. Id Pertama,Cet,Ke7, (Tambaraya No.23 Rawan Agun : Jakarta 13220), h.78
[2] Kadarisman, Manjemen Pengembangan Sumberdaya Manusia (Cet.I; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada),h. 273.
[3] Melayu Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia  (Cet. 5; Jakarta  13220: PT  Bumi  Aksara Jl. Sawo Raya  No.18
[4] Kadarisman , manajemen pengembangan sumberdaya manusia h.313
[5] Richalrd, Era Baru Manajemen (Id.9; Jangkarsa ,Jakarta 12610), H128
[6] Jackson Dkk, Pengelolaan Sumberdaya Manusia. Ed 10 –Buku 2, ( Jakarta : Salemba Empat,2011), h.62
[7]  Wirawan, Manajemen Suberdaya Manusia Indonesia. Ed- 1, Cet -1, ( Jakarta:  Rajawali Pers,2015). H, 244
[8] Ricchard, Era Baru Manajemen H.129
[9] Christina Dkk, Manajemen Ritel. Ed 2, (Jakarta : Salembang Empat,2012), h. 110
[10]  Wilson Bangon, Manajemen Sumber Daya Manusia,Id.1.(PT Gelora Aksara Pratama), h.24
[11] Richarrd L Daft, Manajemen. Ed,9 (Jakarta: Salembang Empat,2012), h.97
[12] Raymond A.noe dkk; Manajemen sumber daya manusia.ed.6 (Jakarta: salebang  empat,2o13), h.448

1 komentar:

  1. bagus artikelnya...jagan lupa kunjungi web kami lintastungkal.com

    BalasHapus